Mungkin kalian penasaran kenapa di
blog saya ada postingan macam ini, ini dan ini. Tapi kalau gak penasaran ya gak
papa sih, tetap saya ceritain. Jadi postingan ini setidaknya mengandung 99,9%
unsur curhat.
Berangkat dari kebiasaan saya yang rajin
membeli buku murah di bazar-bazar buku yang sering saya kunjungi, namun
kebiasaan ini berbanding terbalik dengan kebiasaan membaca buku. Akibatnya
banyak buku yang setelah saya beli, nganggur begitu saja. Tak jarang buku itu
cuma saya robek plastik pembungkusnya saja. Terkesan cuma menuh-menuhin lemari.
Terlebih jika saya membaca bab satunya saja ogah-ogahan, pastilah buku itu
tidak akan saya selesaikan.
Lama-lama kok saya merasa kasihan
dengan buku-buku yang teronggok itu. Rata-rata buku yang saya baca hanya buku
komedi, buku misteri, buku traveling dan buku yang ngehitz. Sisanya teronggok
tak berdaya. Ditambah lagi, sekembalinya saya dari pelatihan menulis di kampus
fiksi jogja, divapress berbak hati memberi oleh-oleh berupa 55 eksemplar buku.
Dan lihat, betapa banyaknya koleksi buku saya sekarang.
Beberapa buku sempat saya
hibahkan pada teman-teman. Sebab kasihan, mereka jomblo akut yang saben hari cuma
baca status dan kicauan mantan. Padahal si mantan sudah move on. Dari situlah rasa iba saya muncul (haha). Setidaknya buku-buku
yang kata pepatah gudang ilmu itu bermanfaat bagi keberlangsungan hidup kaum
jomblo di sekitar saya :D.
Jadilah di tahun 2016 ini saya
membuat resolusi untuk menyelesaikan membaca setidaknya 60 buku. Awalnya saya
menuliskan resolusi ‘menyelesaikan membaca 100 buku!’ tapi setelah ditinjau ulang, kok itu
terkesan gak realistis ya. Bagi orang macam saya, resolusi seperti itu cocoknya
dijadikan sebuah slogan saja. Maka jumlah buku yang harus dibaca saya kurangi
mejadi 60. Sedikitnya dalam sebulan saya
harus membaca sebanyak 4 buah buku. Angka ini benar-benar idela dan tidak bisa
diganggu gugat.
Oh ya! Resolusi ini terinspirasi dari
akun instagram Kak Firsa Besari. Beliau juga melakukan resolusi ini di awal
tahun 2015. Saya sering melihat beliau ngepost buku yang sudah dibacanya di
akun instagram. Saya merasa resolusi semacam ini sangat keren dan pantas ditiru.
Apalagi jika dibandingkan niru-niru anak alay yang ke taman bunga cuma mau
selfie tanpa perduli bunga yang diinjek-injeknya. Nanam bisa kagak, ngerusakin
pinter. Kan gak singkron.
Sisi baiknya, saya jadi punya bahan
postingan blog sekedar melaporkan perkembangan buku yang sudah saya baca
hehehe.
See yaaaa……
Bandarlampung 07 Januari 2016
Tidak ada komentar
Terimakasih sudah berkunjung. Silakan Berkomentar agar saya dapat mengunjungi balik blog kamu. Mohon maaf jika mendapati komentar dimoderasi, mengingat maraknya spam yang nganu.