Day 1: Kenapa Menulis Blog?

#BPN30DayChallenge2018

Percayalah, dulu--mungkin 3 tahun lalu--saya akan lancar menjabarkan alasan karena bla-bla-bla... ingin bla-bla-bla... sebab bla-bla-bla.... Dengan dibumbui orasi yang berapi-api. Tapi kalau sekarang, i don't know why!

Sebab domain sudah terlanjur dibeli. Sayang kalau dianggurin. Sebab ada job, yang sayang untuk dilewatkan. Sebab ada undangan acara yang mewajibkan pesertanya untuk post artikel di blog. Maybe, yes! Gak ada yang salah tho!

Tapi, saya merasa ada yang keliru dengan alasan di atas. Seperti melenceng jauh dari tujuan dan alasan awal menulis blog. Semacam ada yang salah sama diri saya, dan tentu saja alasan saya. Sejak kapan saya sekapitalis ini, huh!

Kembali ke pertanyaan 'Kenapa Menulis Blog?'


Saya pernah membaca tulisan Mas Ndop--blogger yang menurut saya masih konsisten nulis dari jaman baheula until now!--blio menuturkan alasan kenapa harus ngeblog.

Inti dalam tuturannya itu, disampaikan bahwa anggaplah setiap langkah kaki, setiap hembusan napas dan setiap gerak-gerik yang kita lalukan saban hari itu penting sehingga harus banget dibuatkan semacam catatan pribadi di blog untuk portofolio.

Gak peduli hal yang kita lakukan itu sepele. Gak peduli tulisan itu gratis alias bukan sponsor post. Gak peduli gak ada yang akan membaca. Dan gak peduli unfaedah. Pokoknya harus banget dituliskan. Harus sekali dicatat dalam postingan blog. Pokoknya harus ditulis, titik!

Saya pernah mengamini pendapat blio. Namun terlalu malas dan terlalu lemah melawan rasa malas dalam diri sendiri untuk konsisten melakukannya.

Jadi gimana kalau pertanyaannya kita balik: Kenapa Gak Pernah Nulis Blog?

I don't know why! Ya, males aja.

Saya tipikal penulis yang menulis ketika mood masih berjaya. Dan akan mandek semandek-mandeknya ketika kurvanya menurun. Tapi lucunya, ketika menulis itu tuntutan pekerjaan--misalnya nulis rilis--saya lupa mood. Saya lupa ada yang namanya writers block!

Yang saya ingat hanyalah kewajiban. Dimarahin pimred kalau rilis telat dikirim. Gak bisa jajan cireng kalau gak dikasih tugas liputan lagi Hahaha.

Saya mencoba menyusup ke kisi-kisi relung hati terdalam. Mencari-cari puzzle dan berusaha menyatukannya. Demi sebuah jawaban: Kenapa Saya Malas Nulis Blog Lagi!

1. Saya telalu lelah beraktifitas

Kadang saya terlalu jahat sama komitmen konsisten menulis. Bahwa saya gak pernah benar-benar meluangkan waktu untuk menulis. Jika ditinjau dari selepas pulang berurusan di luar--entah itu mengais pundi-pundi rupiah demi sesuap kuota, atau apapun--saya terlalu lelah untuk sekadar membuka laptop dan mulai mengayunkan jemari di atas keyboard.

Payahnya itu berlangsung setiap hari. Saya pulang dalam keadaan terlalu lelah. Lalu esok paginya saya akan bangun dengan keadaan terpaksa. Dan terseok-seok untuk melakukan aktifitas serupa. Gitu aja terus setiap harinya. Hingga tidak sempat meluangkan me time untuk menulis.

Padahal, menulis ringan semacam ini misalnya, adalah obat paling mujarab untuk menjaga mood agar always stabil. Duh, maafkan hamba yang hina ini YaAllah!

2. Saya terlalu malas untuk mulai menulis

Hal tersulit adalah memulai, padahal kalau saya sudah mengucurkan segenap jiwa dan raga untuk membuka ms. word tuh, pasti saya akan terlena juga curhat lewat tulisan. Sebab pada dasarnya saya pribadi memang suka bercerita lewat tulisan.

Hal lain adalah, saya kebanyakan bercumbu dengan smartphone saya dengan segala iming-iming romantisme streaming youtube dan keppoin story teman hahaha. Menyedihkan ya saya jadi netijen.

3. Saya malas mengumbar privasi

Alasan lain saya malas lagi curhat di blog adalah, kadang diam-diam someone selalu mengikuti update-an hidup saya via blog. Tengsinnya, entah sejenis secret admmiere atau just keppo aja, si someone itu niat banget membaca seluruh tulisan saya sampai yang jaduuulll banget.

Begitu ketemu dalam sebuah grup nongkrong atau dalam sebuah forum non-formal, beliau blak-blakan about me. Yah, tau sih memang tujuan dia hanya becanda. Tapi itu bikin tengsin dan malu abis Cuy!

"Alah, lo lagi patah hati kan. Tuh blog lo isinya puisi galau-galau tok! Alah, lo kemaren habis berantem sama polisi dan ditilang gegara salah bawa STNK kan. Gua baca tuh tulisan lo, aslee gak penting!" Komentarnya sembari berhaha-hihi dengan kawan-kawan.

Lha saya kan malu abisss! Bikin saya tuh merasa, "Duhh Gusti! Gue sendiri yang ngumbar-umbar privasi, laju gue juga yang malu sendiri. Ampuuun Dah!"

So, please deh kamu kalau mau baca blog saya silakan baca saja dan berkomentar di kolom komentar, jangan dibahas di forum. Atau kita bahas empat mata aja yak #Ekhm!

Kalau hendak dibahas lagi, nanti kepanjangan, jadi langsung saja ke inti pembahasan. Lagian tulisan di atas juga cuma intermezoo biar tulisannya jadi banyak aja sih hahaha

Jadi: Kenapa Menulis Blog?


Jawabannya sesederhana 'sebab saya senang menulis dan bercerita.'

Menulis blog adalah bentuk saya mengekpresikan diri. Melampiaskan hasrat positif sebuah bidang yang menjadi interest dari saya. Sebuah hal yang ketika saya lakukan berulang-ulang membuat saya senang. Kecuali kalau lagi malas.

Dengan menulis di blog, saya punya alat untuk mengasah sebuah kemampuan yang saya punya, yang menjadi kesukaan saya dan tentunya yang membuat saya merasa bahagia. Sesuatu yang mengibarkan nama saya, yang membuat saya ada dan diakui bahkan dihargai.

Dan di sini saya sadar, pada titik tertentu kita akan merasa jenuh dengan kebiasaan yang kita sukai. Tapi percayalah akan ada masa di mana kita akan merindu hal-hal kecil yang kita lakukan dari kebiasaan menulis blog. Titik itu bernama titik balik.

Nah, kalau kamu kebetulan nemu tutuk balik saya kembali menulis tolong beri tahu, saya sedang mencari dia sekarang. Saya tunggu di gang depan!

Saat mengisi creative charity di Panti Asuhan Rhoudotunnisa, saya pernah bilang kepada adik-adik panti, yang mungkin ini juga akan menjadi catatan saya pribadi. Bahwa tidak ada yang sulit dengan menulis. Semua dari kita sejak sekolah dasar sudah dibekali kemampuan menulis oleh guru mata pelajaran Bahasa Indonesia. Kita selalu dibiasakan untuk mengerjakan tugas mengarang.

Kenapa menulis itu terasa sulit?

Sebab kita berpikir terlalu luas, tidak fokus pada sesuatu hal, dan cenderung abai pada sebuah peristiwa sederhana. Sehingga memunculkan kata yang akan berkoloni menjadi paragraf itu sulit. Luarbiasa sulit!

Padahal menulis itu sesederhana, berbicara. Menulis itu sesederhana kita curhat kepada teman. Keluarkan saja unek-unek yang menuh-menuhin hati. Ceritakan apa saja yang ingin kita ceritakan. Misal, apa yang telah kita lakukan seharian ini. Apa yang menarik darinya, apa yang membikin kesal, atau senang, malas, bahkan menangis mungkin.

Saya yakin setiap orang pasti punya keinginan untuk curhat. Namun kadang masalahnya siapa yang mau mendengarkannya? Lalu kita mengurungkannya. Memilih untuk memendam rapat ke dasar hati. Akan berbahaya ketika unek-unek itu terlalu banyak dan lama tertumpuk di hati.

Padahal kalau curhatan itu ditulis, seperti tulisan saya ini, rasa leganya tuh sama dengan curhat pada teman. Suatu saat ketika kita membaca tulisan itu, kita akan senyum-senyum sendiri mendapati curhatan yang begini rupanya.

Nah semoga terjawab. Kalau kamu gimana, kenapa menulis di blog? Ayo share alasanmu di kolom komentar.



Salam sayang,





Tulisan ini disertakan dalam BPN 30 Day Blog Challenge #BloggerPerempuan #BPN30DayChallenge2018

5 komentar

  1. "Padahal menulis itu sesederhana, berbicara."

    Setuju banget sama kata-kata, Mbak. Kadang suka overthink gitu kalau menulis. Pengennya terdengar apik. Sampai-sampai lupa kalau menulis itu sebenarnya sesimpel bicara dan berkomunikasi dengan orang lain.

    Kalau aku sejujurnya suka menulis karena aku nggak banyak bicara. Menurutku menulis itu medium yang menyenangkan aja buat bereksperimen dengan kata.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Mashookkk pak Eko. Aku setuju padamu pokoknya. Akupun gitu, gak suka banyak curhat sana sini dan mengumbar diri di sosmed. Makanya hal paling menyenangkan bagi orang macem akutu ya nulis blog. Semangat untuk kita semua yhaaa

      Hapus
  2. iya mbak, kalau mau nulis mah nulis aja. nggak usah pakai tapi-tapi. overthink biki nggak jadi-jadi nulis. hahaha

    BalasHapus
    Balasan
    1. Bener itu mbak. Kadang penghalang nulis itu bukan siapa2 atau apa2. Tapi pikiran2 gak jelas kita sendiri

      Hapus

  3. I started on COPD Herbal treatment from Ultimate Health Home, the treatment worked incredibly for my lungs condition. I used the herbal treatment for almost 4 months, it reversed my COPD. My severe shortness of breath, dry cough, chest tightness gradually disappeared. Reach Ultimate Health Home via their website www.ultimatelifeclinic.com I can breath much better and It feels comfortable!

    BalasHapus

Terimakasih sudah berkunjung. Silakan Berkomentar agar saya dapat mengunjungi balik blog kamu. Mohon maaf jika mendapati komentar dimoderasi, mengingat maraknya spam yang nganu.