Day 5: Tentang Media Sosial

#BPN30DayChallenge2018
Medsos mengalihkan duniaku!
Dulu, awal-awal saya ngeblog, media sosial itu enggak berhubungan langsung dengan akktifitas blogging. Mentok hanya butuh akun twitter dan facebook saja untuk share artikel yang baru ditulis.

Tapi belakangan job blogger itu sepaket dengan kegiatan bermedia sosial. Jadi akun medsos serupa instagram, twiiter dan facebook harus banget dicitrakan sedemikian rupa agar layak menjadi pertimbangan untuk mengikuti sebuah campaign.

Seorang teman pernah bercerita tentang bagaimana ia mengurusi media sosialnya seperti mengurusi bayi. Semua itu, baik instagram, twitter maupun facebook setap harinya ia isi dengan postingan-postingan yang berbeda-beda. Minimal satu aku satu postingan perharinya. kalau twitter bisa lebih.

Lalu bagaimana ia me-like postingan teman dan berkomentar agar kelak teman-teman itu melakukan hal yang sama pada postingan-postingan di media sosialnya. Bahkan jumlah like perpostingannya senantiasa ia pantau agar tetap stabil.

itu baru perkara postingan ya, belum kenaikan jumlah follower dan stabilitasnya. Belum lagi captionnya, aga menarik dan mengundang minat orang untuk berkomentar. Duh rempong banget. Wajar sih  dia melakukan hal sedemikian rupa, sebab memang ia mendedikasikan dirinya untuk jadi influencer dan full time blogger.

Setelah tahu ilmunya, lengkap dengan tips dan triknya, saya mencoba menerapkan. Saya sampai menyetok foto terbaik dan caption ter-oke di note. Tapi ternyata konsistensi itu syullit komandan!

Hari pertama dan ke dua saja saya berhasil posting dengan menggebu-gebu. Selanjutnya, saya sudah bosyen dan ogah untuk melakukan hal sedemikian rupa lagi.

Dari sini, saya sadar ternyata aktifitas bersosmed itu asik ketika memang kita sedang ingin. Serunya memang untuk iseng dan sekadar bersenang-senang saja. kalau ada unsur keterpaksaan di dalamnya bersosmed jadi enggak fun lagi. Apalagi kalau sampai kudu terjadwal dan teratur begitu. Maklumlah, saya bukan tipikal orang yang demen diatur-atur.

Ya, walaupun kelak kawan saya ini memperoleh dampak positifnya sih. Seperti kini ia jadi serupa selebgram, jumlah follower dan likersnya stabil dan oke. Dan yang pasti nyaris setiap campaign yang ia daftar pasti lolos.

Ya, tapi kembali lagi semuanya kepada diri masing-masing. Mau menggunakan sosial media seperti apa. Selama tidak mengandung konten negatif dan merugikan orang lain.

Dan berbicara soal media sosial, saya hendak cerita mengenai media sosial kepunyaan saya.

1. Facebook

Ini media sosial pertama saya sekaligus favorit saya. Bikinnya sekitar tahun 2009/2010 gitu saya sudah agak lupa-lupa ingat. Intinya saya duhu gak sempat main friendster. Saya bukan generasi friendster, jadi saya gak ngerti apa itu friendster dan bagaimana menggunakannya.

Dulu saat masih SMA, saya menggunakan facebook sebagai perantara untuk mengkepoi luar dalam profil kakak senior yang saya suka. Sampai sekarang pun fungsi itu masih berguna di facebook, biasanya kalau saya tertarik pada seorang laki-laki di awal jumpa, saya selalu mencari tahu dia lewat facebook.

Ya, saya beranggapan, orang mana sih yang enggak punya facebook. Atau minimal sempat bikin facebook. Ya tho!

2. Twitter

Ini media sosial paling menyenangkan menurut saya, dari dahulu hingga saat ini. Saya sempat memiliki 10 akun twitter fake. Jadi akun twitter asli saya gak dihitung ini.

Dulu, saat saya masih menjadi k-popers, saya kerjaannya fanwar. WOW, itu luarbiasa seru. Apalagi kalau lagi setres-setresnya sehabis ulangan semesteran. Rasanya seperti melampiaskan emosi pada sesuatu yang tepat aja gitu.

Oleh sebab itu sampai sekarang timeline twitter saya masih berita-berita seputar oppa-oppa yang bertebaran, wong separuh dari teman twitter saya itu kpopers jaman jebot je haha.

kembali ke 10 akun twitter fake saya, dulu saya itu hobi banget main RP aliar role player. Entah sekarang teman-teman k-popers masih suka main enggak. Kalau dulu sih, saya suka bingittt. Tapi kemudian akun-akun itu satu-persatu saya jual, karena sudah bosen main RP dan followernya sudah lumayan.

3. Instagram

Pertama kali ada, instagram hanya terbatas untuk pengguna iphone saja. Lalu sekitar tahun 2011 instagram dibeli oleh google dan pengguna android bisa mengunduhnya juga.

Awalnya, saya senang main instagram karena efeknya tsakep-tsakep. Kala itu kamera 360 belum berjaya yha. Sudah gitu bisa sekalian di share ke twitter dan facebook. sekali dayung dua tiga pulau terlampaui deh.

Saya pernah hendak menghapus akun instagram saya, karena pertimbangan kelabilan semata. Tapi ternyata gak bisa dihapus permanen cuy! Saya sampai cari-cari agar akun saya tersuspend permanen seperti jika kebanyakan ngetweet gitu. Tapi ternyata sulit juga.

Akhirnya yahh, tetap saya mainkan until now. Buat campaign semata.

Oke sekian cerita mengenai sosial media dari Mantuidaman Blog. Kalau kamu gimana? Sempat main path gak? Kalau saya sih enggak, karena gak suka aja ahaha. Jangan lupa share di kolom komentar, oke!



salam sayang,






Tulisan ini disertakan dalam BPN 30 Day Blog Challenge #BloggerPerempuan #BPN30DayChallenge2018

1 komentar


  1. I started on COPD Herbal treatment from Ultimate Health Home, the treatment worked incredibly for my lungs condition. I used the herbal treatment for almost 4 months, it reversed my COPD. My severe shortness of breath, dry cough, chest tightness gradually disappeared. Reach Ultimate Health Home via their website www.ultimatelifeclinic.com I can breath much better and It feels comfortable!

    BalasHapus

Terimakasih sudah berkunjung. Silakan Berkomentar agar saya dapat mengunjungi balik blog kamu. Mohon maaf jika mendapati komentar dimoderasi, mengingat maraknya spam yang nganu.