Meninjau Rumah Sakit Yayasan Dompet Dhuafa di Lampung


dompet dhuafa

Saya sedang bersantai sembari menggonta-ganti saluran televisi ketika sebuah berita mendadak lewat, sukses membuat saya melongo. Berita tersebut menyiarkan tentang hasil pengelolaan wakaf produktif yang berasal dari seorang wakif 200 tahun silam, hingga saat ini masih drasakan manfaatnya oleh  jamaah haji asal Aceh.

Bayangkan saja, jumlah jamaah haji asal Aceh tahun 2018 ini saja mencapai sekitar 4.600 jiwa. Tentu butuh nominal yang amat fantastis jika masing-masih jamaah tersebut memperoleh hasil kelola wakaf senilai 1.200 riyal atau sekitar Rp 4,5 juta.

Kok Bisa?!

jadi, sekitar 200 tahun silam, seorang Ulama Aceh bernama Habib Bugak pernah membeli tanah di Makkah dengan tujuan untuk membantu jamaah haji dari Aceh. Aset wakaf tersebut awalnya kecil saja, hanya mencakup pemondokan sederhana. Namun lambat laun, seiring bergantinya waktu aset wakaf produktif milik Habib Bugak telah berubah menjadi aset wakaf produktif yang besar dan terdaftar di Kerajaan Arab Saudi.

Mencakup lima aset kelola berupa hotel bintang lima; Elaf Masyair dan Hotel Ramada, Hotel Bugak Asyi, sebuah  gedung perkantoran dan gedung Syaikiyah  yang menjadi tempat tinggal orang Aceh di Arab Saudi. Dari pengelolaan aset wakaf itulah yang hingga saat ini keuntungannya ikut dirasakan manfaatnya oleh jamaah haji asal Aceh.

Mantap sekali bukan!

RS Wakaf AKA Medika Sribhawono

RS AKA Medika Sribhawono mulai beroperasi sejak 21 januari 2017, Terletak di Jl. Ir. Sutami No. 1 Lampung Timur. Merupakan rumah sakit kedua yang telah dibangun Dompet Dhuafa, setelah membangun RS Rumah Sehat Terpadu di Parung, Kabupaten Bogor tahun 2012.

dr. Agus Tiono, Manajer Operasional RS AKA Medika Sribhawono mengenang, awal berdiri RS Aka Medika berkonsentrasi membantu kaum dhuafa di sekitar daerah Lampung Timur. Mengingat dana yang muncul dari wakif dan pembayar zakat untuk membantu pasien dhuafa, rata-rata perbulan melayani 13-15 pasien dhuafa yang tidak dipungut biaya apapun.

RS AKA Medika Sribhawono berkapasitas 80 bed, mencakup kelas 1, kelas 2, kelas 3, ruang VIP, ruang isolasi, ruang hemodialisa, praktik umum, poli penyakit dalam, anak, dan bedah, ruang gawat darurat, kamar bedah dan kamar bersalin, ruang penunjang medis ; farmasi, radiologi, dan laboratorium, hingga ruang kantor. Dilayani dengan 10 orang dokter umum dan 11 orang dokter spesialis.

Hingga saat ini, RS AKA Medika Sribhawono telah menjadi lokasi rujukan banyak Puskesmas dan klinik umum bukan saja di Kecamatan Sribhawono dan sekitarnya, tetapi juga dari daerah-daerah lain bahkan hingga luar Kbupaten Lampung Timut.

Bobby P Manullang, GM Mobilisasi Wakaf Dompet Dhuafa yang memaparkan sedikit mengenai Model Pengelolaan Wakaf, mengatakan bahwa mindset mengenai wakaf yang hanya pantas dalam jumlah bilangan dan tunai besar perlu dirubah. Tentang hanya kalangan yang memiliki tanah lebar baru bisa berwakaf. Sehingga menimbulkan mispresepsi bahwa wakaf dilakukan nanti saja setelah kaya.

Mindset Berwakaf yang Kuno

Saat ini rata-rata masyarakat Indonesia masih mempunyai 3 Mindset:

Pertama, berwakaf itu identik dengan ibadahnya orang yang kaya raya. Jadi sebagian dari kita masih berpikir harus memiliki banyak  baru bisa berwakaf. Padahal pemikiran tersebut amat salah.

Kedua, wakaf itu dikerjakan dengan bilangan-bilangan besar (besar malunya), seperti contohnya masak sih wakaf cuma sepuluh ribu doang, gengsi dong. Padahal hanya dengan Sepuluh Ribu saja kita sudah bisa berwakaf. Subhanallah, ya dan pemahaman-pemahaman seperti ini yang harus ditumbuhkan kemasyarakat luas.

Ketiga: Dari mindset yang pertama dan kedua akhirnya muncullah pemahaman bahwa ya udah deh bayar Zakat dan Infaq dulu aja dan untuk Wakafnya nanti-nanti saja, sekarang cukup sedekah biasa aja dulu.

Apa Itu Dompet Dhuafa?

Dompet Dhuafa adalah Lembaga Filantropi Islam bersumber dari dana Zakat, Infak, Sedekah dan Wakaf (ZISWAF) dan dana halal lainnya yang berkhidmat dalam pemberdayaan kaum dhuafa dengan pendekatan budaya melalui kegiatan filantropis (humanitarian) dan wirausaha sosial profetik (prophetic socio-technopreneurship).

Sebagai Lembaga Filantropi Islam yang telah berdiri sejak 26 tahun silam, Dompet Dhuafa terus mengembangkan program berbasis wakaf produktif di antaranya:

  • Kesehatan
Dompet Dhuafa di dalam program kesehatan, mendirikan berbagai lembaga kesehatan yang bertujuan untuk melayani seluruh mustahik dengan sistem yang mudah dan terintegrasi dengan sangat baik. Salah satunya RS AKA Medika di Lampung Timur dan yang akan segera di-launching RS Griya Medika Unit 2 Tulang Bawang.
  • Pendidikan

Masa depan Indonesia yang lebih baik ada di tangan anak-anak. Dompet Dhuafa membantu mewujudkannya dengan memberikan program pendidikan dan beasiswa bagi anak-anak Indonesia yang tidak mampu.

  • Ekonomi

Untuk memutus lingkaran kemiskinan di Indonesia, Dompet Dhuafa merangkul masyarakat di seluruh daerah dengan berbagai program pemberdayaan, agar terciptanya entrepreneur dan lapangan kerja baru.

  • Pengembangan Sosial

Manusia adalah makhluk sosial yang tidak bisa hidup tanpa orang lain. Untuk itulah Dompet Dhuafa ada, bersama dengan para relawan membantu saudara-saudara yang tertimpa musibah dan tidak tahu arah

Program WakeUp! Wakaf  

Hadir melalui layanan digital, Dompet Dhuafa memudahkan kalangan milenial yang saat ini mendominasi pertumbuhan penduduk dan menjadi penopang ekonomi Indonesia. Melalui wadah program wakaf digital melalui laman tabungwakaf.com.

Padahal berdasarkan data Badan Wakaf Indonesia (BWI) potensi aset wakaf pertahun mencapai Rp2.000 triliun dengan luas tanah wakaf mencapai 420 ribu hektare. Sementara potensi wakaf uang bisa menembus kisaran Rp188 triliun per tahun.

Namun saat ini potensi wakaf yang terealisasi baru Rp. 400 miliar. Di sisi aset wakaf tanah sebanyak 337 bidang masih belum bersertifikat dan baru 168 bidang tanah yang sudah bersertifikat. Data Kementerian Agama menyebutkan, jumlah tanah wakaf mencapai 161.579 hektare dengan luas aset wakaf yang tersebar di 366.595 lokasi. Fakta ini sejalan dengan pandangan masyarakat terhadap wakaf yang cenderung menyalurkan wakaf melalui aset tidak bergerak (wakaf sosial).

Padahal wakaf produktif atau wakaf uang sangat memiliki peran bukan hanya kebermanfaatan pada masyarakat, melainkan juga mengembangkan surplus investasi wakaf. Di Indonesia banyaknya wakaf produktif dikarenakan kurangnya sosialisasi dan edukasi tentang wakaf dan masih rendahnya pertumbuhan entrepreneur yang dapat membantu dalam pengembangan wakaf produktif.

Belajar dari pengalaman wakaf Habib Bugak yang saya paparkan di atas, kita bisa simpulkan bahwa pengelolaan wakaf secara optima dapat menjadi penyediaan sarana dan pelayanan yang bisa memberikan manfaat secara luas dan terus menerus bagi banyak orang. Untuk lebih jelasnya yuk simak video berikut.

1 komentar

Terimakasih sudah berkunjung. Silakan Berkomentar agar saya dapat mengunjungi balik blog kamu. Mohon maaf jika mendapati komentar dimoderasi, mengingat maraknya spam yang nganu.