Catin Paham Kental Manis: Ini Caraku Persiapkan Kehamilan Agar Terhindar dari Stunting

Catin paham kental manis

Halo aku Tifa, seorang pengantin yang sedang berbahagia sekali karena bisa mewujudkan dream weddingku: menikah di usia 28 tahun. 

Dulu ibuku terpaksa menikah di usia yang cukup belia, 19 tahun karena tuntutan orang tuanya. 

Ibuku sudah melahirkanku, anak ke dua di usia 24 tahun.

Aku tahu sekali bagaimana rasanya menjadi anak dari seorang ibu yang belum selesai dengan masa mudanya.

Itulah sebabnya dream weddingku enggak goyah di tengah tren nikah muda di antara teman-temanku.

Berbicara pengantin baru dan calon pengantin (catin) tentu tidak lepas dari topik persiapan kehamilan. 

Menurutku persiapan ini sangat penting. Levelnya setara dengan persiapan resepsi pernikahan itu sendiri.

Sebab itu, perihal persiapan kehamilan ini sudah aku persiapkan dari sebelum akad nikah atau bersamaan dengan persiapan menikah itu sendiri. 

Berikut ini caraku persiapkan kehamilan agar terhindar dari stunting:

Menjaga Pola Makan Sehat

Aku dan calon suamiku berencana untuk memiliki momongan secepatnya. Sehingga ikhtiar pertama yang kami jalani adalah mulai menjaga pola makan sehat.


Sesederhana rutin mengkonsumsi buah dan sayur, mengurangi porsi jajan di luar dan lebih memilih makan masakan rumah.

Mengurangi makan mie instant, makanan kaleng, minuman ringan tinggi gula dan jajanan ultra proses lainnya.

Juga mengurangi jajan makanan bertoping kental manis atau SKM seperti martabak, es campur, roti bakar dan lain sebagainya. Kenapa?

Karena aku sadar SKM yang juga dikenal sebagai susu kental adalah susu sapi yang airnya dihilangkan dan ditambahkan gula. 

Dalam kandungan SKM komponen lemak dan gula sangat tinggi dibanding kandungan proteinnya.

Meski boleh digunakan sebagai topping makanan, namun kandungan gizinya sangat minim. Tidak selaras dengan kami yang sedang program hamil.

Kandungan Gizi dalam SKM:

SKM mengandung gula sekitar 40-50% sehingga nilai gizinya mulai sari kalsium hingga peotein sangat rendah dibanding jenis susu lain.

Asupan Nutrisi yang Tepat

Hal selanjutnya yang aku dan suami lakukan adalah memberi asupan nutrisi yang tepat.

Sebagai calon ibu yang nantinya akan mengandung, sebelum menikah aku sudah mulai mengkonsumsi multivitamin untuk program hamil.


Di mana suplemen ini mengandung asam folat, yodium, zat besi, vitamin B, kalsium, protein, omega 3, vitamin D untuk menunjang nutrisi persiapan kehamilan.

Selain itu, setelah sah sebagai suami istri aku juga memberikan asupan nutrisi yang tinggi kandungan protein, omega 3, zat besi dan vitamin D untuk meningkatkan kualitas sperma milik suami.

Setelah menikah aku juga membatasi konsumsi GGL (Gula, Garam, dan Lemak) harian sesuai anjuran Kementerian Kesehatan RI (Kemkes). 

Batas konsumsi gula, garam dan lemak per orang per hari:

- Gula 50 gram (4 sendok makan)
- Garam 5 gram (1 sendok teh)
- Lemak 67 gram (5 sendok makan minyak)

Pahami Periode Menstruasi

Sejak sebelum menikah, aku rutin mencatat tanggal menatruasi untuk mengetahui periode mens yang aku alami.

Mulai dari durasi menstruasi, jumlah hari menuju menstruasi selanjutnya, seberapa deras aliran darah hingga gejala fisik apa saja yang aku alami selama menstruasi.

Untuk memudahkan pencatatan menetruasi ini aku pakai kalender haid pada aplikasi smartphone. 


Pencatatan menatruasi digital ini penting untuk pasutri karena bisa membantu menghitung periode masa subur dan perkiraan mens di bulan berikutnya.

Bahkan ketika telat datang bulan, aplikasi ini bisa mengingatkan kita dengan mengirim notifikasi ke smartphone.

Dengan kemudahan ini, kehamilan bisa terdeteksi lebih dini, hal ini sangat penting untuk meminimalisir risiko kehamilan sejak dini.

Deteksi kehamilan lebih awal juga penting untuk lebih menyadari asupan nutrisi yang tepat untuk menjaga janin dan ibu tetap sehat.

Impianku adalah tidak hanya memiliki anak yang sehat bebas stunting, tapi juga cerdas secara intelektual emosional dan sosial.

Sebab itu sebagai calon orang tua aku sebisa mungkin berusaha mempersiapkan sejak sebelum kehamilan.

Senantiasa Berdoa dan Berserah Kepada Tuhan

Hal yang gak kalah penting tentu berdoa kepada Allah SWT. Karena sehebat apapun ikhtiar yang dijalani tidak bisa lepas dari takdirNya.


Di mulai dari rutin berdoa agar segera diberikan keturunan yang sholeh sholeha setiap selesai shalat 5 waktu.

Mengamalkan doa sebelum dan sesudah berhubungan suami istri, seperti yang diajarkan penyuluh saat bimbingan pranikah di KUA.

Atas izin Allah, setelah menikah dan periode pertama menstruasi, bulan berikutnya tespack-ku menunjukkan garis dua.
 
Ikhtiar yang kami jalani dari sebelum menikah membuahkan hasil. Aku juga langsung mengonfirmasi ke bidan desa terdekat dan ke dokter obgyn seminggu setelahnya.

Hal ini aku dan suami lakukan untuk lebih memastikan kesiapan fisik dan kesehatan kandunganku.

Tidak Berhenti Belajar

Setelah positif hamil, aku juga memiliki kesadaran untuk tidak berhenti belajar dan terus menggali ilmu.

Bagaimana menjaga kesehatan ibu hamil mulai dari trisemester pertama hingga terakhir, menjaga suasana hati, risiko yang harus dihindari, hingga mitos dan fakta kehamilan.

Di sini aku bahkan baru tahu kalau ibu hamil tidak wajib konsumsi susu, karena sifatnya opsional. Selama nutrisi utamanya terpenuhi.

Selain itu, sebagai ibu hamil aku juga dianjurkan dokter untuk membatasi asupan makanan yang mengandung gula yang tinggi.

Karena anjuran ini aku jadi rutin membaca label pada kemasan produk untuk mengetahui seberapa tinggi kandungan gulanya.

Menariknya kebiasaan baruku ini membuatku menemukan fakta yang mungkin selama ini tidak dipedulikan banyak orang.

Di mana batasan konsumsi kental manis sebagai toping sebelumnya, takaran saji kental manis 
Maksimal 40 gr.

Namun saat ini sudah berubah, takaran saji kental manis Maksimal 30 gr (3 sendok makan).

Aku juga jadi lebih paham kenapa ibu hamil, balita dan anak-anak tidak dianjurkan rutin mengkonsumsi SKM.

Akibat Anak Konsumsi SKM Berlebihan:

- Masalah Gizi
- Karies Gigi
- Gangguan Pola Makan
- Resiko Penyakit Degeneratif (Obesitas dan Diabetes)
- Menghambat Pertumbuhan (Kekurangan Kalsium, Kelebihan Gula dan Karbohidrat)

Selain karena kental manis bukan produk setara susu, ternyata sangat kompleks bahaya yang ditimbulkan dari konsumsi SKM berlebihan, yang akan terbawa hingga anak tua nanti.

Senang sekali ya menjadi calon ibu, bisa belajar banyak hal menarik yang bahkan saat masih single dulu tidak pernah terpikir untuk dipelajari.

Karena di jaman sekarang stunting pada anak tidak melulu dialami oleh keluarga dengan kondisi ekonomi  yang minim saja.

Namun juga pola asuh yang salah, asupan nutrisi yang tidak terpenuhi, makanan yang kurang sehat sejak balita, bahkan kebutuhan gizi ibu hamil yang tidak tercukupi.(*)

24 komentar

  1. Selamat buat pernikahannya, semoga segera diberikan momongan yang sehat, soleh/solehah...Aamiin. Memang ya bersiap untuk kehamilan perlu memperhatikan banyak hal agar anak nantinya terhindar dari stunting

    BalasHapus
  2. MasyaAllah catin yang benar-benar well prepared ini. Soal kental manis ini emang perlu edukasi menyeluruh dan berkelanjutan ke masyarakat. Nggak cuma sekadar menghilangkan kata 'susu' tetapi juga perlu tahu takaran maksimal konsumsinya. Terutama buat para ibu yang sedang hamil atau yang sedang promil ya.

    BalasHapus
  3. Bener banget kalau bumil harus membatasi asupan gula. Tapi anak-anak juga harus dibatasin sih. Aku juga udah mulai ngajarin anak-anak membaca kadar gula pada tiap label kemasana. Karena aku tahu ngga bisa mengawasi mereka 24 jam juga, apalagi kalo udah jajan di sekolah.

    BalasHapus
  4. kental manis biasanya aku pakai kalau bikin es buah aja, bukan buat dikasih ke anak... ya karena kadar gulanya tinggi dan bukan termasuk produk susu.

    BalasHapus
  5. Mempersiapkan kehamilan itu penting ya mbak. Salah satu yang dijaga adalah tidak berlebihan minum SKM ya. Baru paham juga aku setelah membaca artikel mbak

    BalasHapus
  6. Menjaga pola makan itu memang wajib banget ya kak Sesederhana rutin mengkonsumsi buah dan sayur, mengurangi porsi jajan di luar dan lebih memilih makan masakan rumah.

    BalasHapus
  7. Barakallaha atas pernikahannya ya, Mak. And welcome to mother hood. Di era digital saat ini, Ibu-ibu muda yang menjalani program hamil akan banyak sekali bertabur wawasan dan pemahaman untuk memantau kehamilan atau batasan-batasan apa yang perlu dijalani oleh bumil. Bismillah, semoga Ibu dan dedek bayik sehat selalu

    BalasHapus
  8. wah hebat sama programnya yang beneran terhitung dan terperinci. Alangkah bagusnya kalau pola hidup ini jadi lanjut meskipun anak-anak nanti sudah lahir ya mbak..

    BalasHapus
  9. Hi Mbak Tifa, salam kenal. Wow aku kagum dengan persiapannya sebelum kehamilan, sangat menginspirasi! Dari menjaga pola makan hingga pemahaman tentang nutrisi yang tepat, semuanya sangat terorganisir. Sikap mbak Tifa yang penuh keyakinan dan semangat dalam menjalani proses kehamilan juga luar biasa. Semoga semuanya selalu lancar dan bahagia!

    BalasHapus
  10. jadi ingat waktu kecil dulu iklan kental manis ini gila-gilaan sampai dikira susu beneran ternyata bukan yaa. memang seharusnya kita membatasi asupan gula harian sih demi kesehatan

    BalasHapus
  11. SKM ini saya juga sudah menguranginya, anak-anak juga saya batasi demi kesehatan. Oh iya semangat hidup sehat yaa mba, semoga segera diberi momongan Aamiin

    BalasHapus
    Balasan
    1. Bener banget kalau calon bumil harus membatasi asupan gula ya... Semoga kehamilannya lancar ya kak sampai persalinan tiba

      Hapus
  12. Senangnyaaa bisa mewujudkan wedding dream. Semoga kehamilannya dilancarkan ya, mba.. Semangat untuk terus hidup sehat.

    BalasHapus
  13. Selamat ya mak untuk pernikahannya, semoga selalu bahagia. Mempersiapkan kehamilan sangatlah penting, terutama apa yang kita konsumsi. Kental manis ini boleh dikonsumsi asal tidak berlebihan, lancar-lancar ya mak untuk kehamilannya.

    BalasHapus
  14. Selamat berbahagia Tifa atas pernikahannya. Salut banget deh sama semangatnya mempersiapkan segalanya sebelum kehamilan. Semangat untuk komitmen hidup sehat. Wah, Tifa anak kedua ya. Agak mirip nih ibunya sama saya dulu, anak kedua saya lahirnya saat saya berusia 26 tahun. Beda 2 tahun lah ya

    BalasHapus
  15. Keren, selamat mbak atas pernikahannya di usia yang cukup matang yaa, di antara gempuran sirkelnya yang nikah muda :D
    Emang kalau pas mau ikah tu sebaiknya pemikirannya gak cuma gmn rumah tangga berjalan tetapi juga memikirkan perihal anak2 nanti kyk apa, termasuk soal nutrisi dan pengasuhannya.

    BalasHapus
  16. Masya Allah. Semoga bahagia selalu yaa. Pengantin baru nih.. selamat yaa.

    Saya senang membaca yang Mba uraikan. Bahwa persiapan menikah, terus punya anak itu cukup panjang. Walau pun sebelumenikah harus tahu, mana-mana yg boleh dilakukan dan mana yg tidak. Viar setelah menikah, terus hamil, janinnya sehat, ibunya juga sehat.

    Semoga tulisan Mba ini menginspirasi mereka yg kayak "asal" punya anak. Gak oeduli sama kesehatan dan tumbuh kembangnya.

    BalasHapus
  17. Semoga kehamilannya lancar sampai lahir, ibu bayi sehat semua ya. Persiapan sebelum hamil, gizi yang cukup emang salah satu cara buat cegah stunting. Aku pun berusaha memperbaiki ini. Jadi nanti kalau udah nikah, tinggal lanjut program

    BalasHapus
  18. Iya dulu tahunya SKM itu susu ternyata sirup mengandung susu dikit, sedih deh dikelabui produsen susu bertahun-tahun semoga lancar kehamilannya yaa

    BalasHapus
  19. Masya Allah.. barakallah ya Mbak atas pernikahannya. Seneng deh tahu ada calon ibu yang sudah sedemikian siap seperti ini. Aku dulu waduhhh kurang persiapan soal kehamilan dll (jangan ditiru).
    Btw SKM emang kudu dijaga banget mengonsumsinya, ya.

    BalasHapus
  20. SKM itu bukan susu ya ternyata , tapi cairan gula yang malah bikin engga sehat karena saking manisnya..jadi harus konsumsi skm seperlunya ya

    BalasHapus
  21. Catin tuh calon pengantin?
    Hihihi.. seru yah.. kalau ngomongin pemenuhan gizi ini. Terlebih edukasi mengenai SKM. Aku sendiri sejujurnya sedang mengurangi manis. Tapi memang gak bisa sekaligus, dan bener-bener bertahap banget.

    Selamat dan berbahagia selalu yaa..

    BalasHapus
  22. Kenal SKM sejak kecil, pas tahu bukan susu langsung stop hanya buat topping makanan saja, aku juga kenalkan ke anak-anak kalau SKM bukan susu, tak boleh diseduh cara penggunaannya. Keren Tifa mau terus belajar, semoga makin happy ya menjadi istri dan calon ibu.

    BalasHapus
  23. Setuju mba. Sebagai calon ibu hamil emang penting banget tahu kalau SKM itu bukan susu. Karena ada tuh temenku hamil minumin SKM ini disangkanya susu. Padahal bukan.

    BalasHapus

Terimakasih sudah berkunjung. Silakan Berkomentar agar saya dapat mengunjungi balik blog kamu. Mohon maaf jika mendapati komentar dimoderasi, mengingat maraknya spam yang nganu.