Pengalaman
perdana selalu menjadi sesuatu yang berkesan dan sulit untuk dilupakan. Tak
terkecuali, pengalaman pertama mendonorkan darah, yaitu ketika saya mengikuti
acara FR Donor Darah Kaskuser Regional Lampung di PMI Sam Ratulangi,
Bandarlampung beberapa bulan yang lalu. Awalnya, saya tidak ada niat sama
sekali untuk ikut donor, hanya ingin kumpul-kumpul saja dengan yang lain.
Lagipula saya tidak sampai hati untuk menolak ajakan teman sesama kaskuser.
Alasan
utama saya tidak mau ikut donor tentu saja takut
jarum suntik. Ya, sebuah alasan klise orang-orang enggan donor darah memang.
Alasan lain adalah tidak ada dukungan dan motifasi untuk mendonor. Itu semua
terjadi karena minimnya pengetahuan saya seputar donor darah. Untuk apa? Dan seperti
apa prosesnya? Saya tidak tahu.
Begitu saya
sampai di tempat dan ngobrol-ngobrol sesaat, ‘Lho kok?!’ semua yang datang tampak semangat dan antusias untuk
donor darah. Saya jadi merasa gengsi kalau tidak turut serta mendonor. Sudah
kepalang tanggung sampai di gedung PMI, masa pulang tidak membawa pengalaman
apa-apa. Lagipula, donor darah tampak sesederhana tiduran, diambil darahnya dan
minun susu. ‘Masa gitu aja saya gak
berani, cemen deh!’
Maka dengan
percaya diri dan gengsi tingkat tinggi saya mengikuti alur donor darah, bersama
teman-teman kaskuser yang lain.
Langkah pertama
mengisi formulir donor darah di sini
Dengan sok
tegarnya saya ikutan mengisi formulir donor, sembari meyakinkan diri bahwa saya
tidak takut dengan logam imut bernama jarum suntik yang akan membuka jalan
darah dari nadi. Sejujurnya, dalam lubuk hati yang paling dalam terbersit rasa
penasaran yang begitu besar ‘Seperti apa
sih, rasanya donor? Kok mereka yang sudah duluan, wajahnya tampak cerah-ceria?’
Menimbang
berat badan dahulu
Dalam
formulir tertulis ketentuan minimal berat badan pendonor yaitu 45 kg. Antisipasi
hal-hal yang tidak diinginkan seperti; pusing, lemas atau parahnya pingsan. Untuk
orang-orang macam saya, yang berat badannya pas-pasan diwajibkan sarapan dahulu sebelum
donor.
Setelah
semua persyaratan terpenuhi, kita bisa masuk ruangan untuk dicek golongan
darah, rhesus, kadar hemoglobin dan sebagainya oleh petugas PMI yang
ramah-ramah dan murah senyum.
Cek
golongan darah di sini
Dan inilah
inilah yang ditunggu-tunggu. Ya, proses pengambilan darah itu sendiri. Saya
deg-deg-an luar biasa. Perpaduan antara ngeri, takut, penasaran dan antusias
menjadi satu. Setelah tekanan darah ditensi, saya disarankan untuk menarik
napas dalam. Saya lakukan sembari memalingkan wajah, ngeri melihat jarum menusuk lengan.
Begitu berbalik ‘Wow, luar biasa!’ Darah
saya sudah melewati selang untuk ditransfer ke kantong darah. Ternyata
rasanya—tidak ada rasa apa-apa. Donor darah tidak seburuk yang saya bayangkan selama ini.
Lihat, darah
saya siap didonorkan!
Setelah
kantong darah penuh, petugas PMI memberikan saya waktu untuk leyeh-leyeh di
atas tempat tidur beberapa jenak sembari menonton televisi. Ini dilakukan agar
tidak terjadi sakit kepala atau perasaan melayang, sebab ini kali pertama saya
mendonor. Tapi sepertinya saya akan baik-baik saja. Ada rasa bahagia tersendiri
ketika proses donor darah telah selesai. Bahkan rasa takut yang awalnya sempat
menghantui saya, kini lenyap entah ke mana.
Wajah
antusis ketika donor darah
Setelah
selesai mendonorkan darah, disediakan segelas susu, sebutir telur rebus dan satu
kaplet vitamin untuk pendonor secara cuma-cuma. Ini berguna untuk mengembalikan stamina setelah
pengambilan darah.
Adik kecil
ini juga ikut donor, lho!
Mengapa ya, kita harus donor darah? Berikut informasi mengenai manfaat donor darah yang sengaja saya kutip dari web PMI.
Menolong sesama
Orang yang
mengalami kecelakaan, pendarahan, operasi dan lain-lain tentu sangat
membutuhkan bantuan darah. Dengan mendonorkan darah, kita turut membantu
menyediakan stok darah untuk mereka yang membutuhkan. Sungguh keren bukan,
sekantong darah kita dapat menyelamatkan nyawa orang lain.
Menjaga kesehatan jantung
Tingginya
kadar zat besi dalam darah akan membuat seseorang menjadi lebih rentan terhadap
penyakit jantung. Zat besi yang berlebihan di dalam darah bisa menyebabkan
oksidasi kolesterol. Produk oksidasi tersebut akan menumpuk pada dinding arteri
dan ini sama dengan memperbesar peluang terkena serangan jantung dan stroke.
Saat kita rutin mendonorkan darah maka jumlah zat besi dalam darah bisa lebih
stabil. Ini artinya menurunkan risiko penyakit jantung.
Meningkatkan produksi sel darah merah
Donor darah
juga akan membantu tubuh mengurangi jumlah sel darah merah dalam darah. Tak
perlu panik dengan berkurangnya sel darah merah, karena sumsum tulang belakang
akan segera mengisi ulang sel darah merah yang telah hilang. Hasilnya, sebagai
pendonor kita akan mendapatkan pasokan darah baru setiap kali kita mendonorkan
darah. Oleh karena itu, donor darah menjadi langkah yang baik untuk
menstimulasi pembuatan darah baru.
Membantu menurunkan berat badan
Menjadi
donor darah adalah salah satu metode diet dan pembakaran kalori yang ampuh.
Sebab dengan memberikan sekitar 450 ml darah, akan membantu proses pembakaran
kalori kira-kira 650. Itu adalah jumlah kalori yang banyak untuk membuat
pinggang kita ramping.
Mendapatkan kesehatan psikologis
Menyumbangkan
hal yang tidak ternilai harganya kepada yang membutuhkan akan membuat kita
merasakan kepuasan psikologis. Sebuah penelitian menemukan, orang usia lanjut
yang rutin menjadi pendonor darah akan merasakan tetap berenergi dan
bugar.
Mendeteksi penyakit serius
Setiap kali
kita ingin mendonorkan darah, prosedur standarnya adalah darah kita akan
diperiksa dari berbagai macam penyakit seperti HIV, hepatitis B, hepatitis C,
sifilis, dan malaria. Bagi yang menerima donor darah, ini adalah informasi
penting untuk mengantisipasi penularan penyakit melalui transfusi darah.
Sedangkan untuk kita, ini adalah "rambu peringatan" yang baik agar
kita lebih perhatian terhadap kondisi kesehatan kita sendiri
Syarat
donor darah
Saya yang
awalnya donor darah dengan alasan gengsi,
kini dengan sukarela dan senang hati menjadwalkan diri untuk ke PMI setiap tiga
bulan sekali untuk mendonorkan darah. Bahkan saya kini mulai menjaga pola
makan, asupan nutrisi dan kesehatan tubuh, agar darah yang saya sumbangkan sehat
dan memiliki kandungan gizi yang ideal. Juga beberapa hari sebelum jadwal
donor, saya mengurangi porsi begadang agar tekanan darah normal. Niat baik
tentunya akan berbalik kebaikan pada diri kita,
bukan?
Memang sejatinya
kebaikan itu harus dimulai, bukan
hanya direncanakan. Rasa ngeri dan
takut terhadap jarum suntik di awal, tidak akan sebanding dengan rasa bahagia
ketika sesuatu dari diri kita dapat berguna bagi orang lain. Apalagi menyangkut
nyawa. Kadang menjadi malaikat tidak harus memiliki sayap. Cukup rasa ikhlas berbagi dan keberanian dari dalam diri.
Ekspresi
antusiasme teman-teman pendonor
Jadi, sudah
siapkah kamu menjadi pendonor darah selanjutnya?
*Artikel ini diikutsertakan dalam lomba blog ‘Tau DariBloger’ yang diselenggarakan oleh PMI (Dengan tema ‘PMI Dimanapun untukSiapapun’ dan Sub tema ‘Relawan Donor Darah’)
Sumber gambar : - Dokumen pribadi penulis
- Dokumen Kaskuser Regional Lampung
Sumber Artikel : - Pengalaman pribadi penulis
- http://www.pmi.or.id/
Pengalaman yang sangat menegesankan :) saya tertarik sih untuk mendonor tapi kayanya gak bisa adeh karena darah saya kurang dari batas normal.
BalasHapusKocak pengungkapan jarum suntik nya sebagai Logam imut :D haha
semoga darahnya segera normal ya mas Effendi, biar bisa merasakan sensasi donor rarah :)
Hapuskan emang gitu kenyataannya hehe
Malah katanya abis donor itu makin gemuk bagi yang kurus. Aku pengen. Tapi beratku nggak sampai 45 huhuhuhu.... Kan lumayan bisa ganti darah baru, jadi sistem tubuh normal dan berat badan jadi ideal.. :(
BalasHapusIya kak vindy katanya sih gitu. Tapi kalo abis donor gak makan ya malah kuris hehehe
HapusSayangnya umur saya masih belum mencukupi untuk donor darah. Saya juga belum tau darah saya jenis apa :D nunggu beberapa bulan lagi dapet KTP dulu baru ikutan donor darah, sudah gak sabar pengen ngerasaain sensasi ngedonorin darah.
BalasHapusWah ardisca masih di bawah umur ya, sekali kali tuh di cek golongan darhnya. Seru donor darah itu apalagi kalo rame rame
Hapussampai sekarang saya belum berani buat donor darah..
BalasHapussalut banget sama kamu, bener-bener ngelawan rasa takut dengan jarum suntik untuk memberanikan diri buat donor darah.. :D
hebat..
baca tulisan kamu ini, saya jadi ngilu2 sendiri..
beneran ngak ada rasa sakit atau ngilu pas darahnya keluar? #penasaran
Habisnya temen temen pada donor jadi kepengen juga, saking excitednya sampe lupa kalo takut jarum suntik hahaha sebenernya rasanya gak seburuk ekspektasi kita sih. Enggak ngilu kok, biasa aja kak Ginty swear!
HapusKalo aku dari dulu takut banget donor :'(
BalasHapusPas jaman SMA kadang ada acara donor darah, tapi nggak berani buat donor. Alesannya karena aku takut darah. *cupu banget* Setiap lihat darah banyak langsung lemes. Akhirnya nggak berani buat donor darah.
Emang ada beberpa orang yang phobia darah kayak kamu gitu. Dulu aku jug punya temen yng takut darah. Kalo liat darah banyak langsung pingsan, tapi untungnya aku enggak hehe. Tapi kayaknya bisa disembuhkn deh ponco
HapusWahh, jadi itu pengalaman perdana buat ikutan donor darah yaa haha. Semua hal akalu emang masih pertama dilakuin pasti takut. Padahal nggak seburuk yang dibayangkan toh.
BalasHapusDonor darah nggak sakit kok, sakitnya cuman pas ditusuk jarum suntiknya aja, setelah itu nggak kerasa. Asal jangan kebanyakan gerak kalau selesai donor soalnya ntar bisa bengkak di bagian yang habis disuntik.
Iya mas, takut tapi penasaran gitu. Seru juga. Iya bener banget itu, paling rada kebas dikit, abis itu udah biasa aja. Tapi rasa senang dan bangganya melebihi itu semua kok :)
HapusWahhhh hebat. Aku nggak pernah donor darah. Mungkin aku juga bakalan punya keberanian kalau gengsi kayak kamu, terutama kalau ada yang ngajakin.
BalasHapusDonor darah nggak sakit. Tapi aku suka deg degan kalo nemu jarum padahal mamaku tenaga kesehatan. Btw kamu hebat, berani donor darah. Hebat.
Iya bener akarui, kadang kita butuh gengsi dulu agar berni. Whahaha makasih. Jadi malu
HapusAku pengen nyoba juga untuk donor darah. Karena kan pernah ada iklan di televisi yang bilang, Lelaki sejati donorkan darah untuk sesama. Tapi itu lama deh terwujudnya, karena aku sampai sekarang takut sama jarum suntik.
BalasHapusFix kamu bukan lelaki sejati piter hahahaha
HapusKalau ada waktu dan darah dalam keadaan normal, saya biasanya nyari bus-bus tempat donor darah untuk mendonor. Senang saja kalau mendonor, siapa tahu diluaran sana ada yang membutuhkan darah kita walaupun awalnya ngedonor karena penasaran saja dengan cara darah keluar #tepokjidat hehehe.. Hebat deh kamu,, semoga darah kita bisa berguna untuk orang lain.. satu lagi, senangnya itu kalau selesai donor darah, bisa dapat roti dan susu gratis hahaha
BalasHapusIya bisa itu, kalau aku lebih memilih langsung ke pmi sih, soalnya pmi deket, dn kalau ketemu mobil donor biasanya rame banget males antri. Anyway sudah terjawab kan rasa penasaran dengan keluarnya darah itu?hahaha gokil juga alasannya.
HapusDonor Darah itu SEHAT. Makanya, perlu banget kita ganti sekaligus cuci darah yang kotor jadi darah baru yang segar. Memang, sih, awalnya takut gak jelas gitu. Secarakan, darah dalam tubuh kita disedot tuh, terus ditampung. Lah, darah kitakan kurang? Makanya, kalo kurang darah suka pusing.
BalasHapusGue sih, hampir. Tapi, keknya kesehatan darah gue gak bisa didonorkan. SOalnya sering begadang. Darahnya nanti agak pucet. XD Okelah, kelar baca ini keknya bakalan mulai memberanikan diri.
Bener banget itu pange. Aku malah lebih takut jarum suntiknya itu ketimbang kekurangan darahnya. Makanya tekanan darah kita kudu normal biar engga pusing. Biar bisa donor, sebelum donor kudu tidur tepat waktu pange, ayo semangat!
HapusJadi tertantang nih untuk coba donor darah. Selain karena sensasi lihat darah yang ngalir di pipa, donor darah juga sangat bisa membantu saudara kita yang membutuhkan. Apalagi lihat foto pendonor yang sambil senyum, jadi semakin tertantang haha
BalasHapusHarus coba donor berati mas syams! Fix harus!
HapusCiye yang donor, gua mau sih jadi penerima donor. DOnor daging tapi hehehe. Maap peh tapi sejak kapan ya lo ganti kelamin ya?
BalasHapusNgakak gue sumpah
sebenernya gua pernah posting ginian, cuma ini coba ikut lomba blog hahaha. tumben amat lo komen blog gua, dan memilih konten ini pula *penuh tanda tanya* Gua juga mau jadi enerima donor... donor cinta dan kasih sayang muahahaha
Hapus