[Review] Kutilang Syari'ah Guest House


Entah kenapa, saya perhatikan sekarang hotel-hotel kelas melati/geust house/hostel/pondok inap, rata-rata pakai embel embel Syari'ah. Mungkin biar gak kena banned FPI kali ya. Atau biar gak dijadiin tempat mesum haha. Dan entah kenapa juga, saya udah lama gak posting blog dududu...

***

“Mas, reservasi atas nama Latifah.” Ujar saya setelah menanti lama di lobi geust house yang lengang. Tidak tampak adanya segumpal daging membalut tulang yang bernapas sama sekali.

“Oh iya, deluxe room kan, Mbak?” Si mas yang saya curigai sebagai resepsionis menyahut sembari melangkah dari tangga menuju meja kerjanya.

“Hah!?!” saya cengok.‘Apa iya, ya?’ Saya mesen deluxe room, gak salah?

“Yang lewat trav*l*ka, kan?”

“Oh, iya. Iya.” Saya baru inget kalau standard room dan deluxe selisihnya hanya lima belas ribu. Maka saya memutuskan mengambil yang deluxe berkapasitas dua orang saja, pinter khan? Pinter gak sih.

***

Saya lagi pingin berkontemplasi dengan diri. Saya butuh ketenangan, dan butuh tempat yang ayem untuk menjernihkan pikiran dan hati yang lagi butek-buteknya. Maka dengan iseng saya cari-cari privat hostel yang murah meriah lewat trav*l*ka. Sepertinya kabur dulu sehari dari ruwetnya aktifitas bisa menambah–sedikit—gairah hidup.

Saya bukan tipikal orang yang gampang curhat ini-itu dengan orang lain (meskipun itu sahabat sendiri yang sudah kenal lama). Banyak hal dalam hidup saya yang saya simpan sendiri. Saya selalu beranggapan ‘gak semua cerita harus di bagikan, banyak diantaranya cukup menjadi konsumsi pribadi saja’. Dan ideologi itu sulit sekali saya buang jauh-jauh.

Maka untuk saat ini saya tidak butuh siapa-siapa. Saya hanya butuh sendirian. Tempat asing. Nyaman. Dan tenang.

***

“Sendirian aja, Mbak?” Si Mas resepsionis menatap dengan pandangan yang sulit diartikan.

Saya mengangguk. Tanpa pengen mengartikan tatapannya sama sekali. Sebodoamat!

Setelah memberikan saya secarik kertas bertuliskan password wifi, “Kamarnya di lantai tiga nomor 307, mari saya antar.”  si Mas tersenyum ramah.

Saya langsung mendapat kesan baik ketika pertama kali sampai di geust house ini, engg—kecuali lobi yang kosong tadi ya. Tampak sekali bangunannya masih baru, bersih dan kiyis-kiyis. Tak lupa saya menanyakan jaminan keamanan kendaraan di tempat parkirnya yang tampak kosong tak berpenghuni itu.

Ketika masuk kamar, saya disambut dengan kasur berseprai merah marun yang tampak menggoda, sama persis dengan gambar yang saya lihat di trav*l*ka. Cucok lah. Setelah si mas resepsionis berlalu, saya segera foto sana-foto sini untuk di posting ke blog, sebelum kamarnya saya berantakin. Lalu mengecek semua fasilitas yang ditawarkan.

Pernampakan Deluxe room Kutilang Syari'ah Guest House

Pertama-tama saya langsung menghidupkan AC-nya yang lumayan. Maksudnya lumayan lama dinginnya hehe. Sore itu matahari sedang semangat-semangatnya menyinari kota Bandarlampung. Sembari menunggu ruangan mendingin, saya menghidupkan TV kabel. Monyet george dan pria bertopi kuning langsung menyambut saya. Saya tidak terlal suka menonton TV, tapi karena ini sudah dibayar jadi harus di hidupkan #PrinsipDasarCewek #OgahRugi

Leyeh leyeh di atas sprei marun yang harum

Kemudian saya mengecek wifi melalui tab, asikk keceng abis. Setelah mengupgrade beberapa aplikasi android, saya tertidur di atas tempat tidur yang spreinya harum khas laundry-an.

Sisi lain kamar

Adzan magrib memaksa saya untuk bangun dan mandi. Tersedia toileters berupa shampo z*nk, pasta gigi c*pt*dent dan sabun cair lif*b*y yang bertuliskan ‘Membawa pulang, silakan bayar di resepsionor 35k’. Buset mahal banget! Gak saya gunakan sebab sudah membawa toileters sendiri.

Penampakan toilet yang bersih dengan shower air dingin dan hangat yang berfungsi

Letak Kutilang Geust House ini sangat strategis. Tidak jauh dari jalan raya yang dilalui angkutan umum. Mau ke pusat kota pun gak jauh. Dan yang pasti banyak penjaja makanan di sepanjang jalan Gajah mada. Memudahkan saya si tipikal cewek yang mudah kelaparan di malam hari ini untuk food gathering (cari makan). Tapi saya muter-muter kesana-kemari kok gak nemu tukang gorengan. Saya kembali sembari menenteng sebungkus nasi goreng dan seplastik camilan. Antisipasi kalau tidak ada free breakfast, biasalah penginapan murah kadang suka PHP. Sebab kalau sudah di dalam pasti males mau kermana-mana.

Pemandangan dari jendela kamar lantai 3

Oh ya kalau mau sholat (untuk muslim) ada penunjuk arah kiblat di langit-langit kamar. tersedia sajadah juga di dalam lemari. namun tidak ada mukenah untuk tamu perempuan. bawa sendiri aja lah ya, Sist. Selepas isya satu-persatu tamu geust house mulai ramai dan cukup berisik. Dari suara yang tertangkap telinga saya mayoritas lelaki. Maybe Cuma saya tamu cewek malam ini dan sendirian pula. Bersyukur kamar saya ada di ujung lorong, jadi tidak terlalu terganggu dengan derap kaki dari pengunjung yang pada sibuk naik-turun tangga. Entah pada ngapain.

Sisi lain kamar

Terakhir menginap hostel, sepanjang malam saya tidak berani memejamkan mata sama-sekali. Sebab bangunannya tua dan kesan horrornya sangat berasa. Namun di Kutilang Geust House ini tidak ada kesan horor sama sekali. Buktinya saya berani tidur dalam keadaan lampu kamar mati. Satu satunya penerangan adalah layar TV yang semalam suntuk tidak saya matikan.

Pagi hari, jam tujuh kurang seperempat mas-mas petugas geust house sudah mengetuk kamar untuk mengantar sarapan. Yeay, saya gak jadi kelaparan. Sarapan berupa lontong sayur dan air mineral dingin yang gak saya habiskan sebab ada campuran petainya -_-“ sayang sekali. Lantas saya sarapan dengan roti yang semalam saya beli di mini market.

Sengaja saya chek out mepet-mepet jam maksimal, ngetes aja apakah saya akan ditelepon diusir oleh resepsionis agar segera chek out? Nyaris jam satu siang saya baru chek out dan semuanya aman damai dan sentausa. Geust house yang nyaman dan syari'ah. Someday saya mau berkontemplasi di sana lagi.

Alamat: Jl. Kutilang, No. 33, Kel. Tanjung Agung, Tanjung Karang Timur, Bandarlampung, Prov. Lampung

Plus:    -    Wifi kenceng
-          TV Kabel
-          AC
-          Sprai, bantal, guling dan selimut harum
-          Jendela besar
-          Free Breakfast
-          Shower air dingin dan panas yang berfungsi
-          Bangunan baru
-          Tempat strategis

Minus: - AC yang kurang dingin aja sih
-          Sarapan ada petainya L
-          Tidak ada lift

Untuk harga, menurut saya standar geust house daerah Lampung. tidak terlalu mahal atau murah. Harga cepat berubah setiap waktu, bisa di chek melalui situs dan aplikasi booking. Booking lewat tr*v*loka lebih murah beberapa puluh ribu,  dibandingkan on the spot.

Overall, saya senang dan nyaman menginap di Kutilang Geust House. Sayang hanya semalam, pengen manbah malam lagi. Saya memberi rating 4,5/5 untuk geust house yang bersih, wangi dan nyaman ini.


Bandarlampung, 03 Juni 2016

12 komentar

  1. Hihi memang kemurahan aplikasi Tr*vel*ka engga terbantahkan lagi kali ya. Memang mesan kamar via online udah lebih murah daripada on the spot.

    Untuk kategori Deluxe room, sepertinya foto yang kamu berikan udah sesuai deh dengan ekspektasi. Kamarnya bersih, ada AC nya, walaupun kamu bilang masih kurang dingin lagi. Tapi kok peralatan mandinya mesti bayar lagi sih kalau dibawa pulang? *abaikan

    Kalau di hotel mewah gitu kan, beberapa alat mandinya, kopi, handuk bisa dibawa pulang hehe. Free breakfast juga. Keren ah

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya bener banget Piter, lebih mudah juga lagi.
      iya (kalau hotel mewah) ini kan cuma guest house, jadi wajar kalau toileters, handuk, kopi dkk gak ada. bahkan ada yang gak free breakfast sebab low budget

      Hapus
  2. Waaah setelah baca ini jadi tertarik mau download aplikasi tr*vel*ka juga deh hehehe.
    Untuk kelas deluxe room itu udah good enough sih menurutku kak. Tapi sayang, alat mandinya gak bisa dibawa pulang ya #GakMauRugi Hahaha.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya download aja gak ngabisin kuota kok kak awaldi *bukan promo. iya, daripada bayar 35k mending beli sendiri aja dah

      Hapus
  3. Ini semacam lari dari rutinitas setiap hari yaa, liburan tapi gak ke tempat wisata, nih merupakan ide liburan baru buat guee. eeh tapi gak punya uang gue buat pesen kamar yang sebagus itu, apalagi pakek lewat aplikasi, makin ribet ntar gue.

    kalo gue yang cuma sekali nginep dihotel :D melihat kamarnya tadi sangat bagus n lengkap, definisi lengkap menurut gue itu harus ada wifi n colokan hehehe tapi kalo TVnya dinyalahin seharian yaa kasian atuh mbak TVnya, hemat listrik dong :D

    btw gak dibawa pulangkan alat mandinya ?? kalo gue gitu bakal tak pindahin dulu, gue kuras isinya lalu gue tinggal deh bungkusnya :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya bener banget kak Rud, liburan menenanglkan pikiran tsahhh bahasaku. itu cukup terjangkau kok kak, lagian sekarang banyak pengnapan low budget yang memberikan kenyamanan daan privasi, pinter2 milih aja.

      duh gak kepikiran kak hahaha, besok deh kalo minep lagi

      Hapus
  4. Dalam rangka apa ya nginap disitu. Apa.sekedar maen atau ada tujuan lain. Klo gak salah kan emang rumahnya di lampung juga.

    Wah... traveloka emang aplikasi yang cucok bgt kata temen gue. Gue si belum pernah pake, download aja belum pernah. HiHhi

    BalasHapus
    Balasan
    1. gak dalam rangka apa-apa nyols cuma pengen minep hotel aja. iya emang kenapa? mau ikut?

      Hapus
  5. berapa harganya per hari mba? :D
    kayaknya seru ya kalo ngilangin stres nginap di tempat lain selain di rumah.. hehehe
    menurut saya, pemandangannya itu kuran bagus.. hihihi
    saya seringnya kalo di traveloka mesen tiket pesawat aja sih..
    tapi boleh juga lah, kapan2 saya mesen hotel.. :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. aku kemaren seratus delapan puluhan, tapi kalo sekarang udah dua rartusan kayaknya mbak. iya belakangnya cuma sekolah SD gitu aja, tapi lumayan lah hihi. iya mbak boleh tu di coba, alapagi kalo ada voucher lumayan

      Hapus
  6. jadi nginep di guest house buat menenangkan diri? wooooowwwww!!! emejing sekalih! mungkin bisa lah besok-besok aku coba juga (kalau ada niat).
    tempatnya lumayan ya, cuman jujur aja aku g suka sama warna sepreinya itu, kesannya gimana gitu deh, terlalu berat.
    makasih juga ya udah rekomendasikan pake ********** (sekalian di sensor biar g ngiklan)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya mbak pit. Seru lho, sesekal. Sesekali aja, soalnya agak enggak seru di kantong sih hahaha. Lho aku justru suka, sprei yang polos polos gitu warnanya, entahlah

      Hapus

Terimakasih sudah berkunjung. Silakan Berkomentar agar saya dapat mengunjungi balik blog kamu. Mohon maaf jika mendapati komentar dimoderasi, mengingat maraknya spam yang nganu.