Penanganan Hipotermia yang Tepat dan Cepat, Begini Caranya!

penanganan hipotermia

Saat sedang melakukan kegiatan seru di luar ruangan, terutama saat travelling atau beraktifitas di alam bebas, seperti naik gunung, kadang kita terlalu terbawa suasana. Tanpa memedulikan kemungkinan terburuk yang bisa saja terjadi, seperti hipotermia misalnya.

Padahal, hal ini sangat mungkin terjadi sehingga kita perlu mengetahui cara tepat penanganan hipotermia. Hipotermia bisa berakibat buruk bagi tubuh lho, bahkan pada kasus tertentu bisa beresiko pada kematian.

Hipotermia adalah kondisi dimana tubuh tidak mampu untuk beradaptasi dengan suhu dingin secara tiba-tiba. Sehingga suhu tubuh pun ikut menurun drastis, yaitu di bawah 35 derajat Celcius. Jauh dari suhu tubuh normal antara 36,5-37,5 derajat Celcius.

Hipotermia sangat mungkin menyerang pada siapa pun, dan di mana pun, namun akan lebih rentan bagi mereka yang berusia lanjut, bayi, orang yang kelelahan, memiliki gangguan mental, mengonsumsi obat-obatan, atau penderita penyakit tertentu. Serta di kondisi terlalu lama mengenakan pakaian basah, terlalu lama berada di air, atau berada di tempat bersuhu sangat rendah seperti di daerah pegunungan.

Penanganan Hipotermia

Lalu, bagaimana pertolongan yang harus dilakukan sebagai bentuk penanganan hipotermia?

Ada beberapa hal yang bisa kita lakukan untuk menolong teman atau siapa saja yang terkena hipotermia di waktu-waktu tertentu.

Pertama, pindahkan penderita ke ruangan yang lebih hangat jika memungkinkan. Lepas baju penderita hipotermia jika pakaian yang diganti basah atau kurang kering. Lalu, bungkus dengan pakaian yang lebih kering dan hangat, ataupun bungkus juga dengan selimut.

penanganan hipotermia

Sembari melakukan tindakan pertama ini, selalu ajak bicara orang yang terkena hipotermia agar dirinya tidak fokus pada rasa dingin yang dirasakan. Tingkatkan terus kesadarannya agar kondisi cepat membaik.

Kedua, jika langkah pertama masih belum juga membuahkan hasil, maka penanganan hipotermia selanjutnya adalah dengan mengusap kulit orang yang menderita hipotermia. Usapan pada kulit akan membantu menaikkan suhu tubuh sehingga lebih hangat. Juga, dekap dan peluk penderita agar suhu dingin bisa tersalurkan melalui kontak skin to skin. Pemberian minyak esensial yang memberi efek hangat bagi kulit luar juga dapat diberikan.

Ketiga, pemberian minuman hangat dan makanan berenergi seperti cokelat atau sumber karbohidrat juga menjadi salah satu bentuk penanganan hipotermia. Agar tubuh segera memproses asupan itu menjadi energi yang menghangatkan tubuh. Hal ini bisa dilakukan jika langkah pertama dan kedua sudah memberikan kondisi yang lebih baik. Sebaliknya, jika kondisi memburuk, segera minta bantuan para medis atau ahli.

Baca juga: Ini Harga Alat yang Wajib Dibawa saat Daki Gunung

Cara Mencegah

Ada beberapa cara pencegahan agar tak perlu ada penanganan hipotermia, di antaranya sebagai berikut:

Selalu pakai pakaian hangat jika berada di tempat yang bersuhu lebih dingin dari biasanya anda tinggal. Tak ada salahnya memakai pakaian berlapis atau menggunakan jaket dan selimut tebal. Serta sesekali bergenggaman tangan atau berpelukan untuk menjaga suhu tubuh itu sendiri.

penanganan hipotermia

Usahakan agar tubuh selalu bergerak untuk menghasilkan kenaikan suhu tubuh. Kita juga harus menjaga asupan makanan, agar tubuh terus melakukan proses metabolisme untuk menghasilkan energi yang menghangatkan tubuh. Kondisi perut yang kelaparan justru akan membuat seseorang gampang lelah dan lebih berpotensi terkena hipotermia.

Jika sudah merasakan kedinginan, segera minta bantuan orang lain dan berusaha untuk selalu menjaga kesadaran diri.

Ternyata, hipotermia selalu memiliki gejala sebelum kondisinya menjadi semakin parah. Gejala yang timbul bisa menjadi penanda agar segera dilakukan penanganan hipotermia. Yuk, kenali gejala-gejalanya dengan membaca artikel di link berikut ini: https://www.cekaja.com/info/hipotermia-lebih-dari-kedinginan-biasa/



Salam sayang,

Kesayangan (calon) Mama Mertua!

2 komentar

  1. Hai, kesayangan mama mertua. Mbak belum pernah mendaki gunung tapi pernah lihat orang mendaki gunung es di televisi. Duh rasanya kok berat ya, apalagi kalau kena hipotermia

    BalasHapus
    Balasan
    1. Lilih Muflihah: haii juga mbak Lilih, jangankan naik gunung, naik tangga lantai 3 gedung kampus aja sering ngos nhosan haha

      Hapus

Terimakasih sudah berkunjung. Silakan Berkomentar agar saya dapat mengunjungi balik blog kamu. Mohon maaf jika mendapati komentar dimoderasi, mengingat maraknya spam yang nganu.